Rahasia Mendulang Prestasi dari Berkonten Ria Bersama IndiHome
[Awal Mula Terjun ke
Dunia Konten]
Masih segar diingatan saat
pertama kali terjun ke dunia konten. Setelah 1 tahun menganggur dikarenakan
pindah ke daerah kabupaten yang jauh dari hiruk pikuk kemacetan seperti Jakarta.
Perpindahan ini dikarenakan
gelar yang diterima sebagai istri seorang Pendeta yang ditempatkan di sekitar
Danau Toba.
Bingung di sini mau
bekerja sebagai apa? Karena jurusan perpajakan hanya ditujukan untuk PNS (Pegawai
Negeri Sipil).
Rasa bosan mulai menyerang, apalagi tinggal di desa. Kehidupan sangat statis dan hanya menunggu malam dari hari ke hari.
Tidak pernah terbayangkan
sebelumnya, akan hidup di suatu tempat yang jauh dari keramaian.
Selain pekerjaan rumah,
maka yang dilakukan hanya scroll handphone. Namun, suatu hari terjadi
perubahan besar dalam siklus hidup.
Tanpa sengaja
melihat teman yang sedang ikutan giveaway di instagram. Daripada enggak
ada kerjaan, akhirnya memberanikan diri mengikuti giveaway tersebut.
Mungkin ini jalannya saya
terjun ke dunia konten. Saat pengumuman giveaway, saya menjadi salah
satu pemenang. Saat itu, perasaan saya sangat bahagia.
Sampai suami merasakan
seperti ada kehidupan baru, setelah 1 tahun saya hanya mengeluh dengan kondisi
lingkungan.
[Membangkitkan
Kembali Media Sosial & Blog]
Tak lama setelah
memenangkan giveaway dengan hadiah hampers yang berisi sabun pencuci
muka. Saya mulai menata kembali media sosial yang dimiliki.
Jujur saat itu,
saya hanya memiliki 1 (satu) akun Facebook, 1 (satu) akun Instagram dan blog
yang sudah lama mati suri. Pertama kali ada rasa deg-degan
saat kembali membuat status dan upload foto.
Ada rasa takut kalau
konten yang diunggah tidak bagus atau tidak dapat diterima oleh kalangan media
sosial. Terkadang, mau update status terlebih dahulu dirangkai di kertas
lalu di ketik di media sosial.
Selama 6 (enam) bulan belajar
mencintai media sosial, membuat konten sederhana dan tulisan-tulisan positif
yang bertujuan untuk mendorong pembaca lebih semangat untuk menjalani
kehidupan.
Satu demi satu, media
sosial pribadi terisi dengan konten-konten kehidupan keluarga, aktivitas
sehari-hari serta perjalanan ke daerah wisata. Mulai aktif menjadi seorang kuter
alias kuis hunter.
Bersyukur dalam
perjalanannya, memenangkan banyak perlombaan atau kuis dengan konten produk
tertentu. Namanya juga seorang ibu, jika mendapatkan hadiah pastinya ketagihan
dan ingin mengikuti perlombaan lainnya.
Setahun menjadi kuis hunter
dan mengunggah berbagai konten keluarga, akhirnya memberanikan diri untuk
menulis kembali di blog.
Blog yang sudah usang yang
dibangun di masa kuliah dulu. Umur blog sudah 9 tahun tapi tidak berkembang
sama sekali. Maka tepatnya di tahun 2016 saya mulai ngeblog dan menulis
tentang perjalanan kehidupan di desa.
Tak lama dari itu, saya
pun mulai mengikuti sebuah kompetisi menulis untuk mengasah kemampuan menulis.
Memang dulu pernah selama
3 tahun bekerja sebagai redaktur dan editor majalah perpajakan. Setidaknya ada
bekal menulis di blog dan membuat tulisan yang menarik untuk dibaca.
Prestasi pertama yang diperoleh
adalah pemenang favorit untuk kompetisi blog dengan hadiah hampers. Sama
halnya dengan kuis, maka hampers menjadi pembangkit untuk kembali ke
dunia digital secara konsisten.
[Memasuki Usia 30
Aktif di Dunia Konten]
Dunia konten mengisi
kehidupan saya di usia 30-an. Di mana para ibu di lingkungan sekitar sibuk
dengan urusan rumah tangga, pekerjaan kantoran dan sebagainya. Sedangkan saya
hanya fokus menulis dan menulis.
Apalagi di era digital saat
ini, sangat membantu para creator untuk menuangkan ide dan menyampaikan
isi kepala secara mendunia melalui internet.
Berdasarkan data yang
dilansir oleh We Are Social dan Hootsuite melalui laman katadata.com bahwa
jumlah pengguna internet di seluruh dunia mencapai 5,16 miliar orang.
Jumlah tersebut merupakan
64,4% dari populasi global yang totalnya 8,01 miliar. Bayangkan betapa pesatnya
kemajuan dunia internet sehingga kita dengan mudah dapat berinteraksi di bagian
bumi bagian manapun.
Apalagi penetrasi internet
khususnya di Indonesia sangat berkembang pesat dalam 10 tahun terakhir. Pada
tahun 2022 kemarin, jumlah penduduk laki-laki yang mengakses internet mencapai
63,39% sedangkan perempuan lebih sedikit yakni 63, 53%.
Hal ini menegaskan bahwa
perkembangan dunia digital akan terus menerus ada dan manusia membutuhkan
konten untuk menemani proses kehidupan.
Berbagai konten dapat
ditemui di berbagai platform, media sosial, website dan
sebagainya. Jenis-jenis konten tersebut menarik perhatian seluruh pengguna
internet di dunia.
Dilansir dari sasanadigital.com
bahwa konten merupakan suatu informasi yang tersedia pada media atau produk
elektronik. Di mana terdapat 6 (enam) jenis konten yaitu:
1.
Konten Tulisan
Konten tulisan biasanya terdapat pada blog atau website
atau tulisan-tulisan yang berada pada caption media sosial.
2. Konten Visual
Konten ini lebih kepada seni rupa dua dimensi seperti
foto yang ditayangkan di media sosial.
3. Konten Audio
Konten yang didengar melalui suara. Konten audio yang
sering dijumpai adalah melalui podcast.
4. Konten Audio Visual
Konten ini menggabungkan antara audio dan visual.
Biasanya terdapat pada video atau reels yang menyatukan konten secara
foto, video dan suara.
5. Infografis
Infografis juga termasuk konten yang berisi gambar dan
teks. Infografis merupakan bentuk visualisasi data yang menyampaikan informasi
kompleks.
6. Elektronik (e-book)
Buku elektronik juga dapat dikatakan sebagai konten
karena merupakan produk digital. E-book berbentuk file atau
berkas yang diunduh pada perangkat komputer, ponsel dan laptop.
Berdasarkan pembagian
jenis konten tersebut, ternyata selama ini saya sudah mengerjakan 5 (lima)
jenis konten yang dituangkan dalam media sosial, blog dan podcast
yang dimiliki.
Menariknya, selain membuat
konten saya juga menikmati tayangan konten yang hadir di berbagai platform
seperti media sosial dan jualan online.
Apalagi beberapa tahun
belakangan, pekerjaan sebagai pedagang online menjadi salah satu pilihan
untuk membantu perekonomian keluarga.
[Perjalanan Panjang Berkonten Ria Dalam Menggapai Prestasi]
Tak dapat dipungkiri bahwa
salah satu motivasi saya untuk menyediakan dan berbagi konten di media sosial
adalah untuk sebuah prestasi. Prestasi di mana mendapatkan suatu materi
serta prestasi menoreh kenangan untuk anak cucu di masa depan.
Konsisten berkonten ria dimulai
dari tahun 2016 hingga hari ini. Ternyata jika melihat konten beberapa tahun
lalu, ada rasa bangga dan bahagia.
Mungkin kita tidak
dapat mengulangi kenangan di masa itu, tapi kita bisa merasakan keindahan di
masa lalu melalui sebuah konten.
Oleh karena itu, menjadi content
creator adalah sebuah anugerah yang diberikan Sang Pencipta kepada saya yang
tidak memiliki basic di dunia digital.
Semua berjalan dan belajar
secara otodidak melalui konten-konten yang sudah ada terdahulu. Betapa
menyenangkannya ketika menjadi pelaku konten dapat menghasilkan prestasi dan membantu
perekonomian keluarga.
Berikut 5 (lima) bentuk konten
yang saya lakukan di berbagai platform baik media sosial, blog maupun podcast
yang akhirnya membawa berbagai prestasi dan mendulang cuan:
1.
Konten di Blog
Tidak semua orang suka menulis dan tidak semua orang
juga suka membaca tulisan yang panjang. Namun, ada hal yang menarik ketika
menulis di blog.
Pertama, kita dapat menulis panjang lebar tanpa batasan kata atau kalimat. Kemudian dalam blog kita dapat menyampaikan informasi dari berbagai sudut pandang.
Oleh karena itu, menulis di blog adalah salah satu pekerjaan menyenangkan yang juga menjadi terapi untuk kesehatan mental bagi Ibu Rumah Tangga (IRT) seperti saya.
Bersyukur, sejauh ini menulis di blog juga memberikan banyak prestasi khususnya dalam mengikuti perlombaan blog. Thanks God, sudah 87 penghargaan yang diterima dari berbagai jenis perlombaan menulis.
Saya menyadari bahwa ketika kita menghargai hasil dari perjuangan yang kecil maka perjuangan besar akan hadir di depan mata.
Semua berawal dari hadiah hampers yang akhirnya
membawa saya bertemu dengan orang-orang hebat di dunia content creator.
Tips untuk pemula yang ingin berjuang di dunia konten khususnya blog adalah mulai mengikuti berbagai perlombaan menulis. Kalah dan menang itu bukan menjadi tujuan akan tetapi melatih keberanian untuk berlomba dengan karya terbaik yang dimiliki.
Di samping itu, pelajari hal-hal yang berkaitan dengan tema lomba. Mulai berselancar dan mencari data. Apalagi berkaitan dengan sebuah produk atau jasa sebaiknya merasakan atau membelinya agar dapat me-review dengan baik.
Buat konten selengkap mungkin, ditambah dengan infografis, foto dan video yang mendukung. Jangan pernah merasa minder dengan konten-konten blog yang bagus, karena suatu saat kita juga pasti bisa berada di posisi yang sama.
Terakhir jangan menunda-nunda waktu untuk mulai menulis.
2.
Konten di Media Sosial
Semula, media sosial hanya ditujukan untuk mengiringi perjalanan hidup dengan berbagi cerita tentang keseharian.
Siapa sangka, walau berada di daerah ternyata banyak produk yang dipercayakan untuk dibahas di konten media sosial Facebook dan Instagram atau dikenal dengan endors.
Semenjak mengembangkan media sosial maka kerja sama dengan berbagai brand pun berdatangan. Seperti produk kecantikan, minuman, kesehatan, susu anak, dan sebagainya.
Prestasi terbesar yang selalu diingat adalah ketika anak-anak menjadi model dalam sebuah perlombaan konten. Pertama anak-anak merasa bahagia karena ikut dalam proses pembuatan konten.
Memang mengajak anak untuk membuat konten tidak semudah dengan orang dewasa. Namun ada satu pembelajaran yang didapatkan anak adalah mereka mengambil bagian dalam pekerjaan ibunya.
Sehingga anak-anak tahu, ibunya sedang melakukan apa dan dengan tujuan apa. Bersyukur, mereka dapat memilih mana yang ingin diikuti dan mana yang tidak.
Beberapa kali mengerjakan konten bersama anak-anak membuahkan prestasi dan mendapatkan sejumlah uang tunai dan digunakan untuk dana pendidikan.
Tips untuk pelaku konten di media sosial adalah temukan niche yang sesuai dengan karakter agar lebih mudah konsisten dalam membuat konten.
Berusaha untuk tidak menolak tawaran brand walau hanya dengan barter produk atau tidak mendapatkan apa pun sama sekali. Hal ini mengajarkan kita untuk setia pada kesempatan kecil karena dari sini kelak akan mendapat kesempatan yang lebih besar.
Jika, memiliki waktu lebih belajar untuk memiliki sosial media sesuai dengan niche yang dikembangkan seperti contoh satu akun untuk parenting, akun lain untuk traveling dan sebagainya.
Lakukan yang terbaik untuk segala jenis endors yang diterima. Karena ini akan menjadi kenangan yang terpampang nyata di feed media sosial. Setidaknya, di masa depan kita bisa menikmati karya yang pernah dibuat.
Tetap konsisten dan jika ada peluang perlombaan foto, video dan sebagainya berusaha untuk mengikutinya. Tentunya yang sesuai dengan kemampuan dan karakter pelaku konten.
3.
Konten di Podcast
Sedari kecil, saya memiliki cita-cita untuk menjadi seorang penyiar radio. Namun, tidak tersampaikan karena tidak ada sarana yang mendukung.
Semenjak mengenal dunia digital terlebih podcast rasanya cita-cita tersebut dapat dituangkan dengan mudah.
Menyampaikan cerita, sharing, review melalui audio. Jujur, semula sangat sulit untuk membuat konten di podcast karena tidak memiliki dasar.
Suatu ketika saya mengikuti sebuah perlombaan Podcast yang diadakan oleh KOMINFO pada tahun 2020. Berbekal rasa percaya diri, saya mengikuti perlombaan tersebut.
Saat itu, panitia menetapkan saya sebagai pemenang pilihan dewan juri alias favorit. Tak terbayangkan sebelumnya, hanya mencoba ikutan dengan tema cerita kemerdekaan, akhirnya terpilih menjadi pemenang pilihan.
Semua orang tentunya bahagia jika terpilih jadi pemenang, namun ada rasa yang lebih besar ketika karya dapat diterima dan dinikmati setidaknya oleh dewan juri.
Di samping itu, ada kemauan untuk berusaha menciptakan konten podcast yang lebih baik dan bermanfaat.
Tips konten di podcast, sebenarnya tidak semua orang menyukai konten podcast namun untuk penikmat audio maka podcast adalah pilihan yang tepat.
Mulai merekam suara di audio handphone terlebih dahulu. Membuat konten apakah puisi, lagu, review produk dan sebagainya.
Jika bertemu dengan hal yang menarik di tengah jalan, dapat dijadikan tema dan langsung direkam melalui voice recorder. Setibanya di rumah, tinggal edit dan langsung di posting ke spotify, dll.
4.
Konten Musik
Menyukai dunia musik dan menciptakan lagu-lagu adalah salah satu talenta yang diberikan Tuhan. Sehingga kesempatan ini menjadi peluang untuk dikembangkan sebagai konten.
Konten bernyanyi dan bermain musik sudah sering dilakukan sedari dulu. Apalagi semenjak kehadiran TikTok semakin mudah mengunggah lagu-lagu ciptaan.
Video yang lebih panjang biasanya di unggah di Youtube. Alhasil, melalui konten musik, beberapa kali dipercaya untuk menciptakan lagu, jingle dan juga theme song untuk sebuah acara.
Pernah juga memenangkan sebuah perlombaan pembuatan jingle untuk brand perawatan rambut. Walau dengan musik seadanya tapi brand sangat menghargai karya tersebut.
Salah satu prestasi yang masih membekas sampai saat ini adalah ketika menciptakan lagu untuk mendukung sebuah tulisan.
Ternyata, kekuatan tulisan tersebut didukung oleh lagu yang diciptakan. Alhasil, memberikan saya sebuah laptop yang menjadi tenaga tempur saya dalam mengerjakan konten hingga hari ini.
Tips berbagi untuk konten musik. Konten musik tidak harus menyanyikan lagu-lagu atau bermain alat musik.
Ketika kita juga menyukai musik atau lagu-lagu tertentu maka kita dapat membagikannya menjadi sebuah konten. Lebih rajin mengulik lagu dan musik sehingga mendapatkan referensi atau tema yang akan di share di media sosial.
5. Konten untuk Jualan Online
Sudah 3 (tiga) tahun saya berjualan online. Hal ini bermula dari masa pandemi yang memaksa untuk di rumah saja.
Ide kreatif terus berjalan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Apalagi di masa sulit yang berkepanjangan pada saat itu.
Senangnya, sudah bertahun-tahun hidup di dunia digital sehingga peluang menjadi pedagang online tidaklah sulit.
Seorang pedagang online harus kreatif dalam menjajakan barang dagangannya di internet. Mulai dari live streaming, upload foto dan video barang dagangan serta testimoni dari pelanggan.
Semenjak menjadi pedagang online hampir setiap hari saya mengerjakan konten dagangan. Produk-produk yang saya jual adalah pakaian sehari-hari wanita yaitu daster dan tas.
Prestasi yang didapat saat ini melalui internet yang tak terbatas adalah saya memiliki pelanggan dari berbagai daerah di seluruh Indonesia.
Penjualan selalu berfluktuasi tapi tetap konsisten dalam mendatangkan cuan dari hasil konten dagangan online setiap hari. Bersyukur dari awal berjualan hingga saat ini omset terus meningkat.
Tips untuk pedagang online pemula adalah tidak malu dan setengah-setengah dalam menjalankan bisnis online. Sebagian orang pernah merasakan gengsi saat berjualan online dan ini tidak berlaku untuk pedagang pemula.
Hal ini dikarenakan banyak pengusaha online sukses dan masih muda dengan gelar yang tidak main-main. Perbanyak belajar dari pedagang online terdahulu, bagaimana mereka mendatangkan ribuan penonton saat live streaming.
Di samping itu, kenali produk yang akan dijual. Kalau boleh coba produk terlebih dahulu agar tahu kelebihan dan kelemahan produk yang akan dipasarkan.
Tetap konsisten, belajar untuk berkomunikasi dengan baik kepada pelanggan serta berusaha untuk mencari supplier yang terpercaya.
Berbagai konten yang
dijalankan tidak terlepas dari kemampuan internet yang tidak terbatas. Satu-satunya
andalan saya dalam menjalankan seluruh rangkaian konten adalah internet yang
mumpuni dari IndiHome.
Hampir 3 (tiga) tahun berlangganan
IndiHome yang merupakan Internet Provider terbaik yang dimiliki
Indonesia saat ini. Bayangkan, berlangganan internet unlimited dimulai dengan
harga Rp200.000 an.
Sebelumnya, jika membeli kuota
atau paket data maka tidak cukup dengan nominal Rp.200.000 an. Oleh karena itu,
paket unlimited dari IndiHome sangat membantu pekerja konten dalam berkarya
setiap hari.
[IndiHome Sahabat
Pekerja Konten]
Tepatnya, tanggal 16
September 2020, IndiHome mulai hadir di rumah dan menemani aktivitas berkonten
ria. Berikut 5 (lima) alasan berdasarkan pengalaman mengapa saya menjatuhkan
pilihan pada produk internet dari IndiHome:
1.
Produk Telkom Indonesia
Siapa yang tidak kenal dengan Telkom Indonesia?
Saya termasuk orang yang percaya dengan produk sebuah perusahaan besar dan lama
berkiprah di bidangnya. IndiHome merupakan salah satu produk dari PT Telkom
Indonesia.
Sepak terjang perusahaan ini di bidang jaringan internet sudah tidak diragukan lagi. Tak hanya di kota besar, bahkan di wilayah terpencil sudah terdapat cabang sehingga dengan mudah membangun jaringan sampai ke pelosok negeri. Otomatis jaringan maupun pelayanan yang diberikan akan lebih maksimal.
Dulu, cuma bisa gigit jari kalau kuota internet habis
dan harap-harap cemas untuk mengisi kuota internet. Apalagi saat upload konten
tiba-tiba kuota internet habis dan saat jualan online live
terputus karena keterbatasan kuota. Tentunya, hal ini sangat menyebalkan.
Sejak menggunakan layanan internet unlimited dari IndiHome tidak ada istilah habis kuota. Aktivitas ngonten dan jualan online menjadi tidak terbatas, kapan saja bisa online tanpa harus takut kuota habis atau jaringan ngadat.
Jika diminta penilaian terhadap jaringan WiFi dari
IndiHome maka jaringan internet yang disajikan cepat dan stabil khususnya di
daerah saya.
Semula sempat khawatir karena perumahan berada di dataran tinggi jadi takut sinyal hilang timbul. Ternyata, dataran tinggi tidak mempengaruhi jaringan internet dari IndiHome.
Layanan internet IndiHome jauh lebih hemat. Sebagai
contoh, dulu saya membeli kuota internet 30 Gb senilai Rp 150.000 namun karena
penggunaannya sangat banyak maka dibutuhkan 2-3 kali pengisian setiap bulan.
Suatu kali internet tiba-tiba mati dengan kondisi
modem dengan LOS Merah. Umumnya, jika terdapat kode LOS Merah maka terdapat
gangguan apakah dari pusat atau terdapat gangguan pada kabel baik di dalam
maupun di luar rumah.
Nah, berkat aplikasi My IndiHome yang dapat di download maka saya langsung melaporkan jika terdapat gangguan internet. Tak berapa lama, CS IndiHome akan menelpon dan mencoba mengetahui jenis gangguan. Jika tidak terselesaikan maka teknisi akan mendatangi rumah untuk diperiksa kondisi modem hingga kabel.
Kehadiran IndiHome di
Indonesia menjadi katalisator pertumbuhan penggunaan internet di masyarakat. Apalagi
pertumbuhan content creator yang sangat pesat. IndiHome membantu para
pelaku konten mewujudkan berbagai cita-cita dan mendulang berbagai prestasi.
Sejalan dengan itu, tentunya
perekonomian juga meningkat seperti apa yang saya rasakan selaku pelaku konten khususnya
dalam berjualan online.
So, buat teman-teman yang ingin merasakan kencangnya berinternet serta
nyamannya membuat konten yuks segera beralih ke IndiHome. Paket unlimited
dimulai dari Rp200.000 an dengan kecepatan hingga 30 Mbps. Murah Banget!
Terima kasih IndiHome
menemani perjalananku sebagai konten kreator yang mampu mendulang prestasi dan
materi untuk bekal keluarga serta kenangan yang indah untuk anak cucu di masa
yang akan datang.
Sumber Tulisan:
1.
Pengalaman Penulis
4.
https://sasanadigital.com/apa-itu-konten/
1.
Dokumen Pribadi
5 comments
Perjuangan yang menginspiratif kak Arda,
ReplyDeletedengan ketekunan apalagi dukungan internet, kreativitas jadi makin banyak ya dengan membuat konten kreatif yang mengantarkan kepada prestasi
Terima kasih mbak Fenni
Deletekeren Kak Arda, bisa membangun kembali blog yang mati suri bahkan mendulang berbagai prestasi dan juga mengaktifkan kembali media sosial menjadi lebih bermanfaat ya Kak.
ReplyDeleteIndiHome memang sahabat setia pekerja konten :)
Keren banget mbak semua bidang bisa dikuasai dengan baik. Kalau saya dari kemarin masih di menulis aja nih konsistenya sedangkan konten yang lain masih belum terlalu jago
ReplyDeletekeren mba arda, sebagai ibu rumah tangga banyak banget hal yang sudah dicapai dari rumah. memang kreatifitas kadang muncul saat kepepet yaa mba ehehe
ReplyDeleteDear All,
Terima kasih sudah meninggalkan jejak positif di kolom komentar. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup. ^_^